KOMPAS.com – Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini menimbulkan adanya peradangan di organ tersebut.
Dikutip dari laman World Health Organization, terdapat lima jenis hepatitis, yaitu A, B, C, D dan E. Hepatitis B adalah penyebab utama timbulnya penyakit kronis seperti sirosis hati, kanker hati hingga kematian terkait virus hepatitis.
Data yang dirilis WHO pada 2019 menunjukkan bahwa sekitar 116 juta orang di kawasan Pasifik Barat menderita penyakit hepatitis B. Adapun penderita hepatitis C mencapai 10 juta.
Meskipun ada intervensi berbasis bukti, efektif dan aman untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah hepatitis B dan C kronis, sebagian besar orang tetap tidak terdiagnosis dan tidak terobati.
Di Pasifik Barat, hanya 18 persen penderita hepatitis B yang telah didiagnosis. Sementara yang menerima pengobatan hanya 5 persen saja.
Untuk hepatitis C, hanya 25 persen pasien yang terdiagnosis dan 10 persen menerima pengobatan.
Bertepatan dengan Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli 2022, berikut sederet fakta penyakit hepatitis:
1. Menyerang semua usia
Masing-masing penyakit hepatitis disebabkan oleh virus yang berbeda. Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV, hepatitis B disebabkan oleh virus HBV. Sementara hepatitis C terjadi karana virus HCV.
Adapun untuk hepatitis D dan hepatitis E dapat menginfeksi hati dan disebabkan hepatitis virus (HEV).
Infeksi penyakit ini dapat menimpa semua orang dari segala usia, ras, jenis kelamin, dan orientasi seksual.
2. Bisa menyebabkan kanker
Infeksi hepatitis A dan E dapat menyebabkan hepatitis akut. Sedangkan pada pasien yang terinfeksi hepatitis B dan C dan tidak ditangani dengan tepat dapat mengakibatkan gagal hati.
Selain itu, penderita hepatitis B dan C juga bisa mengalami gangguan hati kronis lainnya, seperti sirosis hingga kanker hati selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Dikuti dari cancervic, secara global hepatitis virus 80 persen menyebabkan kanker hati. Mayoritas kanker hati primer berasal dari infeksi hepatitis B atau C kronis yang tidak diobati.
Sebanyak 31,9 persen penderita tidak menyadari bahwa mereka menderita hepatitis B kronis karena tanpa gejala.
Sementara 60-70 persen dari penderita hepatitis C dengan infeksi kronis akan mengalami penyakit hati kronis, seperti sirosis sekitar 20-30 persen, dan diagnosis kanker hati 1-5 persen.
3. Penyebaran bisa melalui kontak langsung
Virus hepatitis dapat menyebar melalui beberapa cara, termasuk penularan fecal oral bagi penderita hepatitis A atau E. Penularan virus penyakit secara fecal-oral artinya melalui anus dan mulut.
Dengan kata lain, tinja seseorang yang menderita hepatitis A mengandung virus hepatitis A. Jika kotoran ini tersebar di sungai maka berisiko menyebar kemana-mana.
Sedangkan penularan melalui oral/mulut adalah lewat makan makanan yang mengandung virus hepatitis A. Makanan yang paling sering mengandung virus hepatitis A adalah kerang, seafood, sayur-sayuran yang berasal dari lingkungan kotor atau limbah.
Adapun pada penyakit hepatitis B dan C, penularan dapat terjadi melalui kontak langsung. Misalnya dengan transfusi darah atau cairan tubuh yang terinfeksi selama persalinan, penggunaan narkoba suntik, tato atau akupunktur, dan aktivitas seksual tanpa pengaman.
4. Bisa tidak bergejala
Pasien dengan hepatitis akut umumnya akan mengalami mual, kurang nafsu makan, rasa tidak nyaman pada perut kanan atas, dan terkadang mata atau kulit menguning.
Sementara pasien dengan sirosis hati mengeluh pembengkakan di perut dan kaki, memar, sakit kuning, disorientasi, dan muntah darah.
Sayangnya, kebanyakan orang dengan hepatitis kronis tidak memiliki gejala.
5. Pengobatan hepatitis berbeda
Dilansir dari Healthstone, infeksi hepatitis A dan E biasanya ditangani dengan perawatan suportif karena merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendiri. Pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit jika gejalanya parah atau persisten.
Kendati demikian, penyakit hepatitis A dan E belum diketahui obatnya. Namun, ada vaksinasi yang efektif untuk mencegah kedua infeksi ini.
Adapun hepatitis akut dan kronis dapat disebabkan oleh infeksi hepatitis B. Tidak semua penderita hepatitis B kronis membutuhkan pengobatan segera, kebanyakan orang dengan hepatitis B akut tidak memerlukannya.
Meskipun tidak ada pengobatan untuk hepatitis B, obat antivirus (yang menurunkan reproduksi virus) bisa secara signifikan menurunkan risiko konsekuensi seperti sirosis dan kanker hati.
6. Pencegahan penularan bisa dengan cuci tangan
Pencegahan penularan penyakit hepatitis bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh.
Disarankan untuk mencuci tangan dengan hati-hati setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum menggunakan alat-alat dapur untuk mencegah penularan penyakit ini.
Makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Sebaiknya konsumsi makanan yang baru dimasak dan hindari makanan yang sudah dipanaskan berulang-ulang.
Konsumsi air putih berkualitas baik yang tidak diragukan sanitasinya. Penting juga untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis A sebagai perlindungan diri dari penularan virus ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Hari #Hepatitis #Sedunia #Ini #Fakta #Penyakit #Hepatitis
Klik disini untuk lihat artikel asli